RADIOAKTIF
A. PENEMUAN
KERADIOAKTIFAN
Pada tahun
1895, W.C Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode menghasilkan suatu
radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret, walaupun
film tersebut terbungkus kertas hitam dinamai sinar X. ternyata sinar X adalah
suatu radiasi elektromegnetik yang timbul karena benturan elektron berkecepatan
tinggi (yaitu sinar katode) dngan suatu materi (anode). Sekarang sinar X
disebut juga sinar Rontgen dan digunakan untuk rongen (memotret) yaitu untuk mengetahui
keadaan organ tubuh bagian dalam.
Zat radioaktif
yang pertama adalah uranium. Pada tahun 1898, Marie Curie bersama
dengan suaminya Pierre Curie menemukan 2 unsur lain dari batuan uranium
yang jauh lebih aktif daripada uranium. Kedua unsur itu mereka namakan
masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, Negara
asal Marie Curie), dan radium (berasal dari kata latin
radiare yang berarti bersinar).
Ternyata
banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor
atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang
mempunyai isotop yang stabil, kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang
bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioisotop, sedangkan
isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil.