Kandungan formalin pada bahan makanan ternyata tidak
akan menimbulkan efek negatif bagi manusia. Termasuk kandungan formalin
yang terdapat pada mie basah, ikan segar, tahu, dan ikan asin. Berdasar
penelitian, kandungan formalin pada mie basah di pasar berada pada kisaran
20 mg/kg mie. Kadar itu belum secara signifikan menimbulkan toksifikasi
bagi tubuh manusia. Menurut penelitian WHO, kadar formalin baru akan
menimbulkan toksifikasi atau pengaruh negatif jika mencapai 6 gram.
Sebenarnya proses alam juga menghasilkan zat formalin
yang selanjutnya terserap oleh sayur-sayuran, buah dan daging hewan.
Dikatakan, buah-buahan dan sayuran juga mengandung zat formalin sebagai
hasil proses biologis alami. Alam ini sebenarnya menghasilkan zat formalin
yang diserap oleh tumbuhan dan hewan. Daging sapi mengandung formalin
kira-kira 30 mg, dan kerang laut mengandung formalin 100 mg per kg.
Sekarang, kalau kita lihat pada kepentingan terpenuhinya
bahan makanan dalam bentuk daging, para peternak sengaja membubuhkan
formalin dalam makanan ternaknya. Makanan ternak diberi kandungan formalin
sebesar 660 mg per kg. Tujuannya untuk membunuh bakteri. Nyatanya, keberadaan
formalin tidak mengakibatkan keracunan hewan ternak.
Kandungan formalin baru akan menimbulkan bahaya jika
dihirup oleh alat pernapasan. Jika hanya dicerna alat pencernaan,
tidak akan menimbulkan risiko negatif. Pemakaian formalin pada peternakan hanya
merugikan kalangan peternak ketika mereka menghirup formalin lewat alat
pernapasan, berpotensi menimbulkan kanker paru-paru.
Selama ini, ada kesalahan informasi di masyarakat
tentang bahaya formalin di mie basah, ikan segar, dan ikan asin.
Sebenarnya, ketika formalin masuk melalui alat pencernaan, tidak akan
berpengaruh negatif.
Kondisi itu akan berbeda jika secara terus menerus formalin masuk melalui alat pernafasan, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kanker paru-paru. Perokok juga berpotensi menghirup formalin dari setiap batang rokok yang dikonsumsinya. Ketika setiap hari menghisap 20 batang rokok, sama saja setiap hari menghirup 10 mg formalin.
Kondisi itu akan berbeda jika secara terus menerus formalin masuk melalui alat pernafasan, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kanker paru-paru. Perokok juga berpotensi menghirup formalin dari setiap batang rokok yang dikonsumsinya. Ketika setiap hari menghisap 20 batang rokok, sama saja setiap hari menghirup 10 mg formalin.
Kenapa formalin di makanan tidak berbahaya?
Hal tersebut dikarenakan proses
metabolisme formalin yang masuk ke tubuh manusia sangat cepat. Tubuh
manusia akan mengubah formalin menjadi karbondioksida dan air seni dalam
waktu 1,5 menit.
Secara alami, setiap liter darah manusia mengandung formalin 3 mililiter. Sedangkan formalin yang masuk bersama makanan akan didegradasi menjadi karbondiokssida dan dibuang melalui alat pernapasan. Jadi, meski formalin dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak akan terjadi proses akumulasi dan menyebabkan toksifikasi.
Adanya penghembusan informasi yang salah selama ini, bahwa
formalin dalam makanan sangat membahayakan tubuh, menyebabkan banyak
kekhawatiran bagi masyarakat, terutama yang tidak tahu menahu tentang apa itu
formalin dan apa kegunaannya.
0 komentar:
Posting Komentar