Rabu, 30 Oktober 2013

Mengapa Digunakan Simbol H2O (subscript) bukan upperscript?


Pada awalnya, para alkemis menuliskan  zat-zat yang digunakannya dalam  laboratoriumnya  dengan  menggunakan  lambang-lambang  yang  tidak diketahui  orang. lambang-lambang  ini sering dicampur  bumbu mistis agar tidak mudah untuk dipahami  orang lain. Dapat dibayangkan,  begitu banyak   lambang   yang diciptakan   setiap  alkemis,   bahkan   untuk  satu macam  zat dapat  memiliki  beberapa  lambang  sesuai  dengan  kehendak pemakainya.

Revolusi pada ilmu kimia menyebabkan pergeseran pada cara penulisan lambang unsur  yang membingungkan  ini. Kimiawan mulai menuliskan zat dengan  lambang  yang sama. Lambang-lambang  kimia zat terdiri dari bulatan dengan ilustrasi yang berbeda.

Berzelius,  menganggap  hal ini tidak berguna  dan membingungkan. Dia menyarankan untuk membuat singkatan nama yang lebih mudah dilakukan dan dimengerti untuk menuliskan lambang kimia daripada harus menggambarnya.

Dia mengusulkan bahwa lambang kimia haruslah menunjukkan proporsi kimia penyusunnya,  dan dapat dengan mudah, tanpa perlu banyak penjelasan  menunjukkan  jumlah  volume  relative  dari  setiap  komponen suatu senyawa. Penentuan jumlah atau angka ini dilakukan dengan men- ghitung berat volume unsur . Dengan demikian lambang kimia akan   memudahkan kimiawan untuk mengekspresikan hasil analisis semudah mengingat rumus aljabar pada filosofi mekanik.

Berdasarkan pemikiran ini, Selain mengusulkan cara penulisan lambang unsur  berdasarkan singkatan nama, Berzelius juga mengusulkan lambang kimia senyawa (sekarang dikenal sebagai rumus molekul). Misalnya, oxidum cuprosum (protoxide of copper sekarang disebut tembaga (II) oksida)  tersusun  atas  satu  volume  (bagian)  oksigen  dan  satu  bagian logamnya,   maka  lambangnya   adalah  Cu+O.  air  terdiri  dari  2  volume (bagian) H dan satu bagian O maka rumusnya adalah 2H+O. dengan cara yang sama Berzelius  menuliskan  asam sulfat sebagai  S + 3O dan asam karbonat sebagai C+2O

Bagaimana dengan senyawa-senyawa yang lain?



Senyawa yang dianggap sebagai gabungan dari senyawa lain dapat digabungkan menjadi satu lambang dengan menghilangkan  tanda + pada setiap  senyawa   dan  menempatkan   angka  yang  menunjukkan   jumlah diatas hurufnya,  misalnya,  CuO + SO3  = tembaga  sulfat, CuO2  + 2SO3   = temabga persulfate. Pada senyawa yang merupakan gabungan yang lebih besar dapat dilakukan dengan menggunakan tanda kurung seperti cara aljabar.  Misalnya,  alum tersusun  atas 3 volume  alumina  sulfat dan satu volum  kalium  sulfat,  maka  lambangnya  adalah  3(AlO + 2SO3)  + (Po + 2SO3).  Pada senyawa  organic,  nampaknya  aturan  ini masih  sukar  untuk digunakan,  contoh yang dapat diberikan  Berzelius  adalah ammonia  yang dituliskan sebagai 6H + N + O atau H6NO (bandingkan dengan NH4OH!).

Penulisan yang diusulkan oleh berzelius dapat dengan mudah diteriima  oleh  kimiawan.  Akan  tetapi,  penggunaan  tanda  +  dan  superscript (huruf diatas) dianggap  lebih sukar dan membingungkan.  Perkembangan penelitian  akhirnya  memutuskan  penulisan  angka  sebagai  indeks (subskrip) lebih mudah dimengerti. Berdasarkan consensus ini air tidak dituliskan sebagai 2H+O atau H2O tetapi H2O sampai sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Powered By Blogger
Kimia MAN Klaten @ 2016-DAVERANGGA. Diberdayakan oleh Blogger.