September 2011 lalu, tim yang tergabung dalam
eksperimen Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA)
menemukan bahwa kecepatan neutrino melebihi cahaya (300.000 km/detik).
Ini berarti kalau teori Einstein tentang Cahaya
salah.
Untuk mengujinya, Stancil memimpin sebuah studi
pengiriman pesan lewat neutrino di Fermi National Accelerator Laboratory di
Batavia, Illinois. Pesan sangat sederhana, sebuah kata "Neutrino".
Ternyata Neutrino tidak lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Ternyata Neutrino tidak lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Dalam percobaan, Stancil menggunakan akselerator
partikel untuk menghasilkan pancaran proton menuju karbon target. Partikel
disebut pions dan kaons akan tercipta, selanjutnya meluruh menjadi neutrino.
.
Peneliti juga menggunakan detektor bernama MINERVA yang beratnya 170 ton dan berada 100 meter di bawah tanah. Dengan 22,5 triliun proton, peneliti bisa menghasilkan 0,81 neutrino.
Percobaan Stancil adalah percobaan pengiriman pesan lewat neutrino yang pertama. Dalam percobaan, pesan yang telah diterjemahkan dalam kode harus menempuh jarak 1.035 km dengan halangan batuan 240 meter.
Hasil percobaan memang masih mengecewakan. Pesan berhasil dikirim, tapi dengan kecepatan hanya 0,1 bit/detik. Pesan "Neutrino" Butuh waktu 6 menit untuk sampai ke tujuan.
Jika berandai-andai bahwa manusia akan mengirimkan data sebesar 5,8 petabit, maka waktu yang dibutuhkan adalah 15 miliar tahun, lebih lama dari umur semesta.
Namun demikian, teknologi bisa diupayakan untuk meningkatkan efektifitas pengiriman lewat neutrino. Meski belum diparaktekkan saat ini, tapi tak berarti tidak mungkin di masa depan.
Mayoritas komunikasi saat ini adalah berbasis gelombang elektromagnetik. Komunikasi ini menyimpan kelemahan sebab gelombang tak bisa menembus halangan seperti gunung, batuan dan air.
Neutrino bisa menembus halangan apapun sehingga kendala saat ini bisa teratasi. Komunikasi antar dua titik di Bumi, ke dasar laut hingga ke planet lain bisa dimungkinkan.
"Neutrino adalah perangkat yang sangat bagus bagi kita untuk belajar cara kerja inti dan semesta. Tapi komunikasi lewat neutrino masih harus menempuh jalan panjang sebelum benar-benar efektif," kata Deborah Harris yang juga terlibat penelitian.
.
Peneliti juga menggunakan detektor bernama MINERVA yang beratnya 170 ton dan berada 100 meter di bawah tanah. Dengan 22,5 triliun proton, peneliti bisa menghasilkan 0,81 neutrino.
Percobaan Stancil adalah percobaan pengiriman pesan lewat neutrino yang pertama. Dalam percobaan, pesan yang telah diterjemahkan dalam kode harus menempuh jarak 1.035 km dengan halangan batuan 240 meter.
Hasil percobaan memang masih mengecewakan. Pesan berhasil dikirim, tapi dengan kecepatan hanya 0,1 bit/detik. Pesan "Neutrino" Butuh waktu 6 menit untuk sampai ke tujuan.
Jika berandai-andai bahwa manusia akan mengirimkan data sebesar 5,8 petabit, maka waktu yang dibutuhkan adalah 15 miliar tahun, lebih lama dari umur semesta.
Namun demikian, teknologi bisa diupayakan untuk meningkatkan efektifitas pengiriman lewat neutrino. Meski belum diparaktekkan saat ini, tapi tak berarti tidak mungkin di masa depan.
Mayoritas komunikasi saat ini adalah berbasis gelombang elektromagnetik. Komunikasi ini menyimpan kelemahan sebab gelombang tak bisa menembus halangan seperti gunung, batuan dan air.
Neutrino bisa menembus halangan apapun sehingga kendala saat ini bisa teratasi. Komunikasi antar dua titik di Bumi, ke dasar laut hingga ke planet lain bisa dimungkinkan.
"Neutrino adalah perangkat yang sangat bagus bagi kita untuk belajar cara kerja inti dan semesta. Tapi komunikasi lewat neutrino masih harus menempuh jalan panjang sebelum benar-benar efektif," kata Deborah Harris yang juga terlibat penelitian.
0 komentar:
Posting Komentar